INFILTRASI DAN KURVA HORTON
LAPORAN
PRAKTIKUM
HIDROLOGI
INFILTRASI DAN KURVA HORTON
Oleh:
Sofiatun Khasanah
A1H013011
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi terdiri atas
daratan dan lautan. Air yang terdapat dalam permukaan bumi berputar melalui
siklus hidrologi. Dalam siklus hidrologi, ada beberapa tahapan, yaitu:
1. Evaporasi
adalah penguapan oleh lautan, danau maupun sungai.
2. Traspirasi
adalah penguapan oleh tumbuhan.
3. Kondensasi
adalah pengendapan uap air yang menyublim di awan.
4. Presipitasi
adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi yang berupa hujan salju,
kabut, embun, dan hujan.
Saat terjadi
presipitasi sebagaian air, terserap kedalam tanah, menjadi salju dan ada juga
yang jatuh kembali kelaut, danau maupun sungai. Infilrasi merupakan proses masuknya
air dari permuakan kedalam tanah. Infiltarasi berpengaruh terhadap saat mulai
terjadinya aliran permukaan atau run off. Infiltrasi dari segi hidrologi
penting, karena hal ini menandai peralihan air permukaan yang bergerak cepat ke
air tanah yang bergerak lambat dari air tanah.
Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju
infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Ada berbagai macam model untuk
menghitung infiltrasi diantaranya, Model Horton, Model Philip Tanah Dua-Lapis dan
lain sebagainya. Model
Horton adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi.
B. Tujuan
Tujuan praktikum
ini adalah :
1.
Melatih mahasiswa agar mengetahui
peralatan dan cara kerja pengukuran infiltrasi.
2.
Melatih mahasiswa agar mengetahui cara
pengukuran infiltrasi.
3.
Mahasiswa mampu menentukan nilai para
meter infiltrasi: fo, fc, dan K.
4.
Mahasiswa mampu menetapkan persamaan
penduga dan membuat kurva ifiltrasi model Horton.
5.
Mahasiswa dapat menghitung volume infiltrasi
total selama waktu (t) tertentu.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah, atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui
pori-pori tanah. Infiltrasi ialah air hujan atau air irigasi yang melalui
permukaan tanah dan membasahi bagian tanah yang relative kering merupakan salah
satu proses salami dasar. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang
jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan
kembali lagi kelaut, danau maupun sungai serta sisanya merupakan overland flow.
Ketika mempelajari infiltrasi kita
akan menemukan istilah-istilah infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan
kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke
dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air
yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas
infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah.
Kapasitas Infiltrasi adalah kurva
batas yang menggambarkan laju peresapan air maksimum dengan waktu untuk jenis
tanah tertentu (termasuk jenis penutup tanahnya). Kurva kapasitas infiltrasi
merupakan kurva hubungan antara kapasitas infiltrasi dan waktu yang terjadi
selama dan beberapa saat setelah hujan. Kapasitas infiltrasi secara umum akan
tinggi pada awal terjadinya hujan, tetapi semakin lama kapasitasnya akan
menurun hingga mencapai konstan. Besarnya penurunan ini dipengaruhi beberapa
faktor, seperti kelembaban tanah, kompaksi, penumpukan bahan liat dan
lain-lain.
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh
tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga
waktu. Laju infiltrasi tertinggi dicapai
saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya
waktu. Laju infitrasi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Model Horon.
f
= fc + (fo – fc)e-kt ;
i ≥ fc
Keterangan;
f
: laju infiltrasi nyata (cm/h)
fc
: laju infiltrasi tetap (cm/h)
fo
: laju infiltrasi awal (cm/h)
k
: konstanta geofisik
t : waktu
terhitung mulainya hujan (menit)
Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data
percobaan. Kelemahan utama dari model ini terletak pada penentuan parameternya f0,
fc, dan k dan ditentukan dengan data-fitting. Meskipun demikian
dengan kemajuan sistem komputer proses ini dapat dilakukan dengan program
spreadsheet sederhana.
Data laju infiltrasi dapat
dimanfaatkan untuk menduga kapan suatu limpasan permukaan(ruun-off) akan
terjadi bila suatu jenis tanah telah menerima sejumlah air tertentu, baik
melalui curah hujan ataupun irigasi dari suatu tandon air di permukaan tanah. Menurut knaap(1978) untuk
mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1.
Inflow-outflow
2.
Analisis data hujan dan hidrograf
3.
Double ring inflometer
Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan
pengukuran infiltrasi dilapangan yaitu dengan menggunakan doble ring
inflometer.double ring infiltometer merupakan cara yang termudah dilakukan
dimana selain pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya
mudah dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering
dilakukan.
Penentukan besarnya infiltrasi dapat dilakukna dengan
melalui tiga cara yaitu:
1. Menentukan perbedaan volume air
hujan buatan dengan volume air larian pada percobaan laboratorium menggunakan
simulasi hujan buatan (metode simulasi laboratorium).
2. Menggunakan alat ring
infiltrometer (metode pengukuran lapangan).
3.
Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode separasi
hidrograf).
Infiltrasi
dapat diukur dengan cara berikut :
a.
Dengan infiltrometer
Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri
atas tabung baja yang ditekankan kedalam tanah.Permukaan tanah di dalam tabung
diisi air.Tinggi air dalam tabung akan menurun, karena proses infiltrasi.
Kemudian banyaknya air yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam
tabung tersebut harus diukur. Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan
akibat aliran ke samping di bawah tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat
dihitung dari banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam per
satuan waktu.
b.
Dengan testplot
Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat
dilakukan terhadap luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil
kesimpulan terhadap besarnya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas.
Untuk
mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi
air. Daya infiltrasinya didapat dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya
konstan. Jadi testplot sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar.
c.
Lysimeter
Lysimeter
merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah diisi
tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan fasilitas
drainage dan pemberian air. Untuk mencapai tujuan ini lebih baik digunakan
lysimeter timbang, dengan lysimeter timbang besarnya infiltrasi dengan kondisi
curah hujan yang sebenarnya dapat dipelajari. Curah hujan harus diukur dengan
alat pencatat hujan (recording rain gauge) yang harus ditemptkan di dekat
lysimeter tersebut.
III.
METODOLOGI
A.
Alat dan Bahan
- Double ring infiltrometer
- Ember/jerigen
- Pengukur tinggi muka air (penggaris)
- Stopwatch
- Alat tulis
- Papan kayu
- Computer/laptop
- Microsoft excel
- Palu
10.
Air
B.
Prosedur Kerja
1. Pilih daerah yang mewakili untuk
diukur.
2. Catat tentang:
a. Bekas pelapukan.
b. Berbongkah, berkerak, atau retak.
- Pasang tabung infiltrometer tegak lurus permukaan tanah dengan kedalaman 10 cm. Dalam pemasangan ini diusahakan jangan sampai merusak kondisi permukaan tanah.
- Pasang silinder pelindung dengan kedalaman 5 cm.
- Isi bagian luar (bagian pelindung) dengan air setinggi 5 cm dan dipertahankan mempunyai kedalaman tetap selama pengukuran.
- Isi bagian silinder pengukur dengan air, cara pengisian harus hati-hati jangan sampai merusak lapisan permukaan tanah. Isi silinder pengukur sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki.
- Catat waktu pengukuran.
- Awasi pengukuran dengan interval tertentu .
- Pengamatan dilakukan sampai infiltrasi hamper konstan
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil
Hasil terlampir.
- Pembahasan
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari
curah hujan) yang masuk kedalam tanah. Infilrasi merupakan aliran air masuk
kedalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air kearah lateral) dan
grafitasi (gerakan air kearah vertical).
Infiltrasi ialah air hujan atau air irigasi yang melalui permukaan tanah
dan membasahi bagian tanah yang relative kering merupakan salah satu prose
alami dasar. Infilrasi merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah.
Infiltarasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau
run off. Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai
peralihan air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari
air tanah. Infiltrasi
tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi.
Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu
periode infiltrasi.
Perlokasi merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke
tanah yang lebih dalam. Proses perlokasi terjadi setelah lapisan tanah bagian
atas jenuh. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan
satuan infiltrasi arah hujan, yaitu millimeter per jam (mm/jam). Air hujan yang
masuk kedalam tanah dalam batas tertentu bersifat mengendalikan ketersediaan
air untuk berlangsungnya proses evapotraspirasi. Dalam perjalanannya air juga
mengalami peyebaran ke arah lateral akibat tarikan gaya kapiler tanah. Terutama
kea rah tanah dengan pori-pori yang lebih sempit dan tanah lebih kering.
Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air
meresap ke dalam tanah. Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat –
sifat fisiknya drajat kemapatannya, kandungan air dan permiabilitas lapisan
bawah permukaan nisbi air dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada
suatu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau
disebabkan pula oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah. Laju infiltrasi tertinggi dicapai
saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya
waktu. Laju
infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar
materi tersuspensi dalam air juga waktu.
Kapasitas Infiltrasi adalah kurva
batas yang menggambarkan laju peresapan air maksimum dengan waktu untuk jenis
tanah tertentu (termasuk jenis penutup tanahnya). Kurva kapasitas infiltrasi merupakan
kurva hubungan antara kapasitas infiltrasi dan waktu yang terjadi selama dan
beberapa saat setelah hujan. Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada
awal terjadinya hujan, tetapi semakin lama kapasitasnya akan menurun hingga
mencapai konstan. Besarnya penurunan ini dipengaruhi berbagai faktor seperti
kelembabam tanah, kompaksi, penumpukan bahan liat dan lain-lain.
Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan
melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Sebaliknya apabila
intensitas hujan lebih kecil daripada kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Data laju infiltrasi dapat
dimanfaatkan utuk menduga kapan suatu limpasan permukaan (run-off) akan terjadi
bila suatu jenis tanah telah menerima sejumlah air tertentu, baik melalui
aliran hujan ataupun irigasi dari suatu tandon air dipermukaan tanah.
Hal yang harus di siapkan pertama kali sebelum praktiku
adalah alat-alat praktikum. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini
adalah double ring infiltrometer, ember/jerigen, papan kayu, penggaris,
stopwatch, alat tulis, kamputer atau laptop, Microsoft excel, palu, sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum adalah air. Pertama ambil
infiltrometer ,kemudian tancapkan kedalam tanah sedalam 10 cm. Tancapkan
infiltrometer dengan perlahan dengan bantuan papan diatasnya, kemudian ketuk
papan tersebut dengan menggunakan palu hingga kedalaman 10 cm. Kemudian ambil
silinder pelindung dan tancapkan kedalam tanah hingga kedalaman 5 cm. Tuang air
kedalam bagian pelindung sampai ketinggian 5 cm dan di pertahankan mempunyai
kedalaman tetap selama pengukuran. Selanjutnya isi bagian silinder pengukur
dengan air sesuai selera misalkan 50 cm. Tuangkan air secara perlahan-lahan
agar tidak merusak lapisan permukaan tanah. Nyalahkan stopwatch dan ukur
perubahan ketinggian air pada silinder pengukur dengan penggaris. Catat hasil
pengukuran yang diperoleh dari praktikum ini setelah melewati interval waktu(t)
yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dilahan
penelitian Jurusan Teknologi Pertanian bahwa untuk mengukur laju infiltrasi
pada tanah dapat digunakan alat yang bernama infiltrometer. Pada lahan tersebut
terjadinya penurunan pada laju infiltrasi setiap 25 menit. Hal ini terjadi
karena adanya pengaruh dari bahan organic yang terkandung didalam tanah
tersebut. Pada lahan tersebut hanya sedikit mengandung bahan organik dan
mengakibatkan pori-pori pada tanah hanya sedikit. Sehingga daya serap tanah
pada air membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pada praktikum in tinggi air yang diperoleh pada 25 menit
pertama adalah 6,6 dari tinggi semula 12,4cm. 25 menit yang kedua tinggi air
menjadi 3,6 cm, pada 25 menit ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam dan ke tinggi
air menjadi 2 cm, 1,4 cm, 1,2 cm, 1,1 cm, 0,9 cm dan 0,9 cm. Pada 25 menit ke
enam dan ke tujulah penurunah tinggi permukaan air mulai konstan.
Dari data tersebut diperolehlah kurva infiltrasi. Kurva
kapasitas infiltrasi merupakan kurva hubungan antara kapasitas infiltrasi dan
waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah hujan. Persamaan liner
regresi y=mX+C atau y=t dan X= log(f-fc) dengan memplot hubungan t dan log(f-fc)
pada microsofx exel pada praktikum kali ini gradientnya adalah y= -0,8075x +
0,8384 dan nilai R2nya adalah 0,9885. Setelah itu cari nilai K, dan nilai K
pada praktikum kali ini adalah 1,860599. Maka peramaasn kurva kapasitas infiltrasinya
adalah f=fc+(fo-fc)e-Kt
.
Proses infiltrasi dipengerahui
beberapa faktor, antara lain, tekstur dan struktur tanah, persediaan air awal
(kelembaban awal), kegiatan biologis dan unsur organik, jenis dan kedalaman
seresah, dan tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya. Tanah remah akan
memberikan kapasitas infiltrasi lebih besar daripada tanah liat. Tanah dengan
pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan tanah
dalam keadaan kering. Keadaan tajuk penutup tanah yang rapat dapat mengurangi
jumlah air hujan yang sampai ke permukaan tanah, dan dengan demikian mengurangi
besarnya air infiltrasi. Sementara sistem perakaran vegetasi dan seresah yang
dihasilkannya dapat membantu menaikkan permeabilitas tanah, dan dengan demikian
dapat meningkatkan laju infiltrasi. Secara teoritis, bila kapasitas air tanah
diketahui, volume air larian dari suatu curah hujan dapat dihitung dengan cara
mengurangi besarnya curah hujan dengan air infiltrasi ditambah oleh genangan
air oleh cekungan permukaan tanah (surface detention) dan air intersepsi.
Laju iinfiltrasi ditentuhkan oleh:
- Jumlah air yang tersedia dipermukaan tanah.
- Sifat permukaan tanah.
- Kemampuan tanah untuk mengosongkan air diatas permukaan tanah.
Dari ketiga unsure diatas, ketersediaan air (kelembaban
tanah) adalah yang terpenting karena ia akan menentukan besarnya tekanan
potensial pada permukaan tanah. Berkurangnya laju infiltrasi dapat terjadi
karena dua alasan. Pertama, bertambahnya kelembaban tanah menyebabkan butiran
tanah berkembang, dan dengan demikian menutup ruang pori-pori tanah. Kedua,
aliran air kebawah tertahan oleh gaya tarik butir-butir tanah. Gaya tarik ini
bertambah besar dengan kedalaman tanah, dengan demikian, laju kecepatan air di
bagian tanah yang lebih dalam berkurang sehingga akan menghambat masuknya air
berikunya dari permukaan tanah.
V.
KESIMPULAN DAN SARA
A.
Kesimpulan
1. Infilrasi
merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah.
2. Perlokasi merupakan proses
kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam.
3. Kapasitas infiltrasi adalah laju
infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah.
4. Kapasitas infiltrasi terjadi ketika
intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah.
- Laju infitrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Model Horon, f = fc + (fo – fc)e-kt ; i ≥ fc
6.
Laju
infiltrasi di pengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah, persediaan air awal
(kelembaban awal), kegiatan biologis dan unsur organik, jenis dan kedalaman
seresah, dan tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya.
- Saran
Apabila
praktikum di lakukan di ruang terbuka sebaiknya pelaksanaan praktikum jangan
terlalu sore, karena pada sore hari
sering terjadi hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Gajah Mada Univercity press. Yogyakarta.
Ibnu Pamungkas, Azam, Aditiya Priambodo. 2014. Modul Praktikum Hidrologi. Universitas
Jendral Soedirman Fakultas Pertanian. Purwokerto.
Sosrodarsono, Ir. Suyono, Cs. 1985. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta.
Pagi
BalasHapusAgan ada nggak pembahasan yang kita tau artikel atw jurnal maupun buku yang membahas metode kostiakov?
Masasih sebelumnya..