Telpon Spesial

Ramadan adalah bulan seribu berkah. Sudah tujuh hari ku jalani ibadah puasa di bulan ramadan tahun ini. Ku injakan kaki di kota Banjarnegara tercinta, udara segar menyeruap dari dedaunan dan bunga-bunga dikiri dan kanan jalan. Suasana yang telah lama kurindukan setelah cukup lama ku tinggalkan kampung halama.
"Assalamu'alaikum" ku ucapkan salam ketika pintu berwarna abu-abu menyambutku, lama ku nanti jawaban. Suasana rumah terasa amat lengang. Tak lama kemudian muncul seorang wanita paruh baya berwajah sendu dari balik pintu, ya dia adalah ibu ku.
"Wa'alaikumussalam, alhamdulillah anak ibu sudah sampai"
Ku kecup tangan ibu ku, ibu membalasnya dengan kecupan ringan di pipi kiri dan kana. Kami berduapun bergegas masuk kedalam rumah, ku turunkan tas ransel ku dan ku rebahkan tubuh ku diatas ranjang.
"Kamar ini masih sama" gumam ku, hanya ada beberapa yang berbeda kini tak lagi berderet buku-buku tulis di rak buku, rak buku itu kini hanya berisi beberapa buku pengetahuan islam dan novel. Dari deretan buku itu mataku tertuju pada sebuah buku kecil dengan sampul berwarna merah jambu. Tiba-tiba saja pikiranku memutar memori 9 bulan yang lalu, ketika aku masih duduk di bangku madrasah aliyah, sku pernsh membawa buku ini ke sekolah ketika sedang diadakan pemilihan PTN di aula madrasah.
~flash back on~
"Kamu baca buku apa Hasna?"
"Buku ini?" ku perlihatkan sampulnya. Ia pun menyambut dengan mengambil buku tersebut. Di bacanyalah sampul belakang buku itu olehnya.
"Bagus, ini bukumu atau buku perpus?"
"Alhamdulillah itu buku ku, kenapa?"
"Tak apa, kapan-kapan kita diskusi lagi mengenai pengetahuan islam. Ok?"
"Sipp, insyaalloh"
~flash back off~

"Apa kabar sahabatku yang satu ini, ah dia tentuh baik-baik saja dan pasti bertambah pengalamannya" Entahlah kenapa aku tiba-tiba saja teringat kepadanya.
***
Malam ini kepalaku terasa amat berat. Ku rebahkan kepalaku diatas boneka spongebob. Namun mata ini masih enggan terpejam. Aku menyerah, aku lelah. Tapi mata ini tetap tak mau sejalan dengan ke inginan ku. Pikiran ku mulai kacau, aku beranjak dari tempat tidur.
Ku tengok hp diatas meja ku.Tak ada sms maupun telepon. Yah memang seperti inilah hp ku tiada fungsinya kalo sedang berada di rumah. Tiba-tiba saja hp ku bergetar, sebuah nomer asing terpampang di layar hp.
" Nomer siapa ini" aku ragu untuk mengangkat telepon tersebut, namun apa daya tanganku tetap saja meraih hp itu.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, Hasna...."
"Iya saya Hasna. Maaf ini siapa yah"
"Ini aku Fuad.."
"Fuad haha."
Spontan aku langsung berteriak kegirangan.
"Gimana kabarnya Na?"
"Alhamdulillah sehat, kamu sehat kan?"
"Alhamdulillah aku juga sehat"
"Ada apa ni telepon tumben?"
"Hehe ini juga pinjem Na, mumpung lagi gratisan"
"Pinjem punya siapa?"
 "Punya temen, eh bapak, eh buka punya embah"
"Ciye.."
"Hehe.. lagi dimana Na?"
"Aku di Banjar, soalnya tanggal 7 ujian jadi aku pulang"
"Oh ujian"
"Iya.. minta do'anya yah"
"Pasti, kamu kan sahabat aku pasti aku do'ain semoga sukses"
"Aamiin, do'ainya semoga aku cepet lulus"
"Pasti na, aku selalu do'ain semoga kita bisa sukses sama-sama"
"Aamiin.."
"Tanggal 7 kamu ujian, kok beda-beda ujiannya?"
"Iya emang beda-beda, kampus aku emang lelet"
"Ya katanya STAIN udah selesai, terus UNES juga katanya udah mulai dari kemarin"
"Ciye yang STAIN"
"Eh apaan si, pasti tau dari dia yah?"
"Ya gitu, tapikan gak sms tiap hari masa sms terus-terusan entar gimana"
"Ciye.. ehem-ehem"
"Tapi kamu gak papa kan Na"
"Hah kenapa, aku gak papa kok"
"Calon kamu mana Na?"
"Astaghfirulloh hal adzim, gak lah aku gak punya calon"
"Iyalah Na, kamu fokus aja sama kuliah kamu"
"Iya lah kita kan udah lama gak sering pengalaman, kamu sering pengalaman kamu lah Na"
"Oh iya akau sekarang ngikut jadi remaja masjid, tapi ada kakak kelas yang lumanyan jail"
"Ya kamu yang sabar aja Na, itu mungkin ujian buat kamu, itu kakak kelas cowo/cewe?"
"Cowo.." "Jail giman"
"Ya gitu pokoknya yebelin, eh temen-temen kita berubah lo jadi makin keren"
"Nah itu kalo pikiran anak-anak, yang terpenting dimasyarakat tu buka penampilan Na, tapi pengetahuan. Kita gak perlu ganteng, cantik atau bergaya berlebihan yang penting di masyarakat itu kita rapi bersih dan bisa berbagi ilmu. Itu yang aku dapatkan setelah berinteraksi dengan masyarakat"
"Sipp pak ustad aku setuju"
"Hehe aamiin, jadilah diri sendiri Na, karena setiap manusia itu unik. Kamu punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain begitupun orang lain, jadi kamu gak perlu bersikap seperti orang lain. Jadilah diri kamu sendiri, apa adanya kamu kalo hati nurani kamu nyaman sama kamu yang sekarang insyaalloh Alloh meridhoi langkahmu"
"Iya kamu bener banget aku juga gak mau berubah jadi orang lain"
"Sipp kalo gitu, ya udah dulu ya Na batrenya mau abis ni"
"Wah ngeri banget batrenya mau abis, dayanya kali"
"Iya maksud aku kaya gitu, ya udah yah Na kita sambung kapan-kapan. Assalamu'alaikum"
"Ok. Wa'alikumussalam"
Indahnya bercerita dengan sahabat lama. Malam ini sungguh ajaib baru kali ini ku dapat telepon dari Fuad padahal dulu sewaktu kami masih bersama-sama dimadrasah dia tidak pernah telepon bahkan smspun hampir tak pernah. Memang ramadan itu bulan penuh berkah.

Komentar

Postingan Populer