KONSEP HIGHT PRESSURE SISTEM TERISOLASI DAN HUKUM KE-2 TERMODINAMIKA
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Termodinamika (bahasa
Yunani: thermos 'panas' and
dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan
proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika
statistik di mana banyak hubungan
termodinamika berasal.
Definisi gas yaitu suatu keadaan zat dalam
ini molekul-molekulnya dapat bergerak sangat bebas, dan dapat mengisi seluruh
ruangan yang ditempatinya. Gas adalah suatu fase
benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah
bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu
volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang
apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas
adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi
kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain,
apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.
Hukum kedua termodinamika berpusat pada
masalah entropi. Hukum kedua termodinamika bisa dinyatakan sebagai berikut:
“Entropi dapat diciptakan tetapi tidak dapat dimusnahkan.” Berdasarkan postulat
ini, entropi yang ada pada sebuah proses bisa tetap tidak berubah dan bisa pula
naik, namun tidak mungkin berkurang. Entropi hanya bisa tetap tidak berubah
pada sebuah proses reversible (s1 = s2).
B.
Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini diantaranya adalah:
1.
Praktikan dapat
memahami sistem terisolasi sesuai Hukum Termodinamika ke-2
2.
Praktikan dapat memahami
aplikasi sistem terisolasi pada kehidupan sehari-hari
3.
Praktikan mampu
menganalisa sistem terisolasi sesuai Hukum Termodinamika ke-2
I.
TINJAUAN PUSTAKA
Termodinamika mempelajari fenomena panas,
energi dan kerja yang dilakukan pada suatu proses termodinamika. Dalam hal ini
benda menjadi fokus perhatian disebut sistem, sedang yang lainnya disekitarnya
disebut lingkungan.
Termodinamika
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara panas dan kerja
yang menyebabkan perubahan suatu zat. Maksudnya apabila suatu zat atau benda
diberi panas (suhunya dinaikkan).
Gas adalah zat yang selalu dapat bercampur
sempurna satu sama lain membentuk satu fase yang homogen. Jika dicampurkan
gas-gas O2, N2, dan CO2 di dalam ruang
tertutup, maka akan diperoleh suatu campuran yang homogen, karena tidak
terdapat perbedaan secara fisik gas satu dengan yang lain. Secara umum gas
dapat dikelompokkan menjadi dua macam golongan, yaitu gas ideal atau gas
sempurna dan gas real / nyata atau sejati.
Gas adalah uap secara alami berkaitan dengan
pangan dan sistem pengolahan pangan. Diantaranya adalah penggunaan uap air
(steam) sebagai media pemanasan, dimana diperlukan pengetahuan tentang
sifat-sifat gas tersebut. Demikian juga dalam proses evaporasi atau penguapan
air dari bahan pangan akan terjadi perubahan fase dari air menjadi uap, dimana
sifat-sifat dari cair dan fase uap akan berbeda.
Sifat-sifat gas
dapat dirangkumkan sebagai berikut:
1.
Gas bersifat
transparan.
2.
Gas terdistribusi
merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya
3.
Gas dalam ruang akan
memberikan tekanan ke dinding
4.
Volume sejumlah gas
sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi, volume gas akan menjadi
tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak hingga kecilnya
5.
Gas berdifusi ke segala
arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar
6.
Bila dua atau lebih gas
bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata
7.
Gas dapat ditekan
dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan mengembang
8.
Bila dipanaskan gas
akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Teori kinetik
zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan teori ini
bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara
keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
Sifat
gas umum sebagai berikut:
1.
Gas mudah berubah
bentuk dan volumenya
2.
Gas dapat digolongkan
sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
Hukum kedua
termodinamika berpusat pada masalah entropi. Hukum kedua termodinamika bisa
dinyatakan sebagai berikut: “Entropi dapat diciptakan tetapi tidak dapat
dimusnahkan.” Berdasarkan postulat ini, entropi yang ada pada sebuah proses
bisa tetap tidak berubah dan bisa pula naik, namun tidak mungkin berkurang.
Entropi hanya bisa tetap tidak berubah pada sebuah proses reversible (s1 = s2).
Contoh sebuah proses reversible adalah ayunan bandul teoritis, dimana sama
sekali tidak ada friksi yang menghambat ayunan. Dengan demikian, jika bandul
diayunkan ke arah kanan sejauh x maka bandul akan kembali ke sebelah kiri
sejauh x pula. Namun dalam kenyataannya, proses semacam ini sangat sulit
ditemui karena friksi – meski hanya sedikit – pasti akan ada. Dalam kenyataannya,
hampir semua proses yang terjadi di alam adalah irreversible. Dalam sebuah
proses irreversible, pasti akan terjadi kenaikan entropi (s2 > s1).
Dengan kata
lain, dalam sebuah proses reversible, tidak ada perubahan entropi. Adapun dalam
sebuah proses irreversible, perubahan entropi tidaklah nol dan pasti bernilai
positif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Diketahui hasil praktikum sebagai berikut:
Kelompok 1 :
P1 = 1 atm = 100 kpa
T1 = 99,9 0C
T2 = 103,2 0C
P2 = 100 . 103,2 = 103,3 kpa
99,9
Panci terbuka :
Volume uap = 4000 mL – 600
= 3400 mL
= 3,4 . 10-3 m3
Volume spesifik
Interpolasi :
101,35-100 = 1,673-x
101,35-70,1 = 1,673-2,36
1,35 = 1,673-x
31,25 = -0,687
0,0432 = 1,673-x
=-0,687
x = 1,70
M uap = Volume uap
Volume spesifik
= 3,4 x 10-3
1,70
= 2,0 x 10-3 kg
Panci tertutup
Volume uap = 3,4 x 10-3 m3
Volume spesifik
Interpolasi
120,8-103,3 = 1,42-x
120,8-101,35 = 1,42-1,673
17,5 = 1,42-x
19,45 = -0,253
-4,4273 = 27,619 – 19,45 x
-32,0465 = -19,45 x
x = 1,647 m3/kg
m uap = V uap
v uap
= 3,4 x 10-3
m3
1,647 m3/kg
= 2,06 x 10-3
kg
Kelompok 2 :
P1 = 1 atm = 100 kpa
T1 = 94,6 0C
T2 = 101,7 0C
P2 = 100 . 101,7 = 107,5 kpa
94,6
Panci terbuka :
Volume uap = 8000 mL – 800
= 7200 mL
= 7,2 . 10-3 m3
Volume spesifik
Interpolasi :
101,35-100 = 1,673-x
101,35-70,1 = 1,673-2,36
1,35 = 1,673-x
31,25 = -0,687
0,0432 = 1,673-x
=-0,687
x = 1,70
M uap = Volume uap
Volume spesifik
= 7,2 x 10-3
1,70
= 4,23 x 10-3 kg
Panci tertutup
Volume uap = 7,2 x 10-3 m3
Volume spesifik
Interpolasi
120,8-107,5 = 1,42-x
120,8-101,35 = 1,42-1,673
15,3 = 1,42-x
19,45 = -0,253
-3,3649 = 27,619 – 19,45 x
-30,9839 = -19,45 x
x = 1,59 m3/kg
m uap = V uap
v uap
= 7,2 x 10-3
m3
1,59 m3/kg
= 4,52 x 10-3
kg
Kelompok 3 :
P1 = 1 atm = 100 kpa
T1 = 96,3 0C
T2 = 103,3 0C
P2 = 100 . 103,3 = 107 kpa
96,3
Panci terbuka :
Volume uap = 12000 mL – 1000
= 11000 mL
= 11 . 10-3 m3
Volume spesifik
Interpolasi :
101,35-100 = 1,673-x
101,35-70,1 = 1,673-2,36
1,35 = 1,673-x
31,25 = -0,687
0,0432 = 1,673-x
=-0,687
x = 1,70
M uap = Volume uap
Volume spesifik
= 11 x 10-3
1,70
= 6,47 x 10-3 kg
Panci tertutup
Volume uap = 11 x 10-3 m3
Volume spesifik
Interpolasi
120,8-107 = 1,42-x
120,8-101,35 = 1,42-1,673
13,8 = 1,42-x
19,45 = -0,253
-3,4914 = 27,619 – 19,45 x
-31,1104 = -19,45 x
x = 1,60 m3/kg
m uap = V uap
v uap
= 11 x 10-3
m3
1,60 m3/kg
= 6,875 x 10-3
kg
A.
Pembahasan
Definisi gas yaitu suatu keadaan zat dalam ini molekul-molekulnya
dapat bergerak sangat bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang
ditempatinya. Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai
kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk.
Gas adalah zat yang selalu dapat bercampur
sempurna satu sama lain membentuk satu fase yang homogen. Jika dicampurkan
gas-gas O2, N2, dan CO2 di dalam ruang
tertutup, maka akan diperoleh suatu campuran yang homogen, karena tidak
terdapat perbedaan secara fisik gas satu dengan yang lain. Secara umum gas
dapat dikelompokkan menjadi dua macam golongan, yaitu gas ideal atau gas
sempurna dan gas real / nyata atau sejati.
Gas ideal adalah keadaan gas yang dianggap sempurna, memiliki sifat
tertentu sehingga dapat diterapkan pada teorikinetik gas. Gas
ideal adalah suatu gas yang diidekan oleh manusia, secara real gas ideal tidak
ditemukan di permukaan bumi. Gas ideal adalah gas yang mematuhi
persamaan gas umum dari PV = nRT dan hukum gas lainnya di semua suhu dan tekanan.
Gas real pada tekanan di bawah kira-kira dua kali tekanan
atmosfer dapat dilakukan sebagai gas ideal. Bahkan dalam hal uap jenuh pada
kesetimbangan dengan uap cairnya persamaan keadaan gas ideal bisa dipakai jika
tekanan uapnya rendah. Gas nyata tidak mematuhi persamaan gas umum dan
hukum gas lainnya di semua kondisi suhu dan tekanan. Semua gas yang diketahui
ada sebagai gas nyata dan menunjukkan perilaku yang ideal hanya sampai batas
tertentu dalam kondisi tertentu. Ketika PV = nRT untuk gas ideal rasio adalah 1
atau Z = 1.
Kondisi gas ditentuhkan oleh tiga faktor yaitu : tekanan,
suhu dan volume. Gas-gas yang kompresibel lebih pada tekanan
rendah dan kurang kompresibel pada tekanan tinggi dari yang diharapkan dari
perilaku ideal. Penyimpangan dari perilaku gas nyata kurang ideal dengan
peningkatan suhu. Dengan demikian, gas nyata menunjukkan perilaku yang ideal
pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
Kriteria Gas Ideal:
1.
Partikel gas ideal tersebar merata
dalam ruang yg sempit, jumlahnya banyak.
2.
Partikel gas ideal bergerak arahnya
sembarangan (acak).
3.
Partikel gas memenuhhi hukum
newton.
Sifat
Gas Ideal :
1.
Molekul-molekul gas merupakan materi
bermasa yang di anggap tidak mempunyai
volume.
2.
Gaya tarik menarik atau tolak menolak
antara molekul di anggap nol.
Termokopel /
thermocouple merupakan sensor suhu yang paling sering atau kebanyakan
digunakan pada boiler, mesin press, oven, dan lain sebagainya. Termokopel dapat
mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup luas dengan batas kesalahan
pengukuran kurang dari 1⁰ C. Termokopel terdiri dari
2 jenis kawat logam konduktor yang
digabung pada ujungnya sebagai ujung pengukuran. Konduktor ini kemudian akan
mengalami gradiasi suhu dan dari perbedaan suhu antara ujung termokopel/ujung
pengukuran dengan ujung kedua kawat logam konduktor yang terpisah akan
menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termo elektrik.
Perbedaan ini
umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt setiap perbedaan satu
derajat celcius untuk kisaran yang dihasilkan dari kombinasi logam modern. Jadi
sangat penting untuk di ingat bahwa termokopel hanya mengukur perbedaan
temperatur diantara 2 titik, bukan temperatur absolut. Jadi temokopel tidak
bisa digunakan untuk mengukur suhu ruangan karena tidak ada perbedaan antara
ujung pengukuran dengan ujung referensi / ujung pada kedua kawat logam.
Termokopel hanya
sebuah sensor suhu jadi dalam berbagai aplikasi seperti pada pengaturan suhu
boiler, penggunaan termokopel biasanya digabung atau dihubungkan dengan temperatur
controller sebagai pembaca dan pengatur temperatur boiler tersebut. Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur
rentangan suhu yang luas, hingga 2300°C. Sebaliknya, kurang cocok untuk
pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat
tinggi, contohnya rentang suhu 0--100 °C dengan keakuratan 0.1 °C. Untuk
aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaan antara sifat alami
energi dalam dan energi mekanik mikroskopik. Hukum kedua termodinamika berpusat
pada masalah entropi. Hukum kedua termodinamika bisa dinyatakan sebagai
berikut: “Entropi dapat diciptakan tetapi tidak dapat dimusnahkan.” Berdasarkan
postulat ini, entropi yang ada pada sebuah proses bisa tetap tidak berubah dan
bisa pula naik, namun tidak mungkin berkurang. Entropi hanya bisa tetap tidak
berubah pada sebuah proses reversible (s1 = s2). Hukum kedua
termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah.
Interpolasi adalah teknik mencari harga suatu fungsi pada suatu titik
diantara 2 titik yang nilai fungsi pada ke-2 titik tersebut sudah diketahui.
Volume spesifik pada tekanan 1.537 atm, 1.893 atm, 3.51 atm.
Diketahui P = 1.537 atm = 153.7 kPa
(169.1-153.7)/(169.1-143.3)= (1.04-x)/(1.04-1.21)
15.4/25.8= (1.004-x)/(-0.17)
-2.618 = 26.832 – 25.8 x
x = 1.1415 m3/Kg
Diketahui P = 1.893 atm = 189.3 kPa
( 198.5-189.3)/(198.5-169.1)= (0.892-x)/(0.892-1.04)
9.2/29.4= (0.892-x)/(- 0.148)
-1.361=26.2248-29.4x
x=0.9383 m3/Kg
Diketahui P 3.51 atm = 351 kPa
( 361.3-351)/(361.3-313.0)= (0.509-x)/(0.509-0.582)
10.3/48.3= (0.509-x)/(-0.073)
-0.7519 = 24.5847 -48.3x
X = 0.5246 m3/Kg
Diketahui P = 1.537 atm = 153.7 kPa
(169.1-153.7)/(169.1-143.3)= (1.04-x)/(1.04-1.21)
15.4/25.8= (1.004-x)/(-0.17)
-2.618 = 26.832 – 25.8 x
x = 1.1415 m3/Kg
Diketahui P = 1.893 atm = 189.3 kPa
( 198.5-189.3)/(198.5-169.1)= (0.892-x)/(0.892-1.04)
9.2/29.4= (0.892-x)/(- 0.148)
-1.361=26.2248-29.4x
x=0.9383 m3/Kg
Diketahui P 3.51 atm = 351 kPa
( 361.3-351)/(361.3-313.0)= (0.509-x)/(0.509-0.582)
10.3/48.3= (0.509-x)/(-0.073)
-0.7519 = 24.5847 -48.3x
X = 0.5246 m3/Kg
Dengan kata lain, tidak semua proses di alam
adalah reversible (arahnya dapat dibalik). Jika kita berbaring di atas tumpukan
salju, kalor dari tubuh kita akan dapat mencairkan salju, tetapi kita tidak
dapat mengambil energi dari salju untuk menghangatkan tubuh kita. Dengan
demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin. Contoh
pengaplikasian hukum termodinamika ke-2 dalam kehidupan sehari-hari seperti
misalnya mesin bensin pada mobil dan prinsip-prinsip yang membatasi
efisiensinya, mesin pemanas ruang dalam rumah, mesin pendingin seperti air
conditioner (AC) maupun kulkas/refrigerator.
Prinsip kerja panci presto adalah menaikan
temperatur dengan menaikkan tekanan air dalam panci untuk mempercepat bahan
masak dan lebih lunak. Ketika merebus atau mengukus, maka temperatur
maksimal rebusan atau kukusan tidak akan lebih dari 1000C (pada
tekanan atmosfer) selama masih terdapat air. Untuk menaikkan temperatur rebusan
ini, kita perlu menaikkan tekanan air dalam panci, sehingga temperatur rebusan
juga akan naik.
Interpolasi adalah teknik mencari harga suatu fungsi pada
suatu titik diantara 2 titik yang nilai fungsi pada ke-2 titik tersebut sudah
diketahui.
Pada praktikum kali ini, kami
melakukan dua kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan panci terbuka,
sedangkan percobaan kedua menggunakan panci presto tertutup. Pada praktikum
kali ini kami mengukur suhu air mendidih dengan menggunakan termokopel. Waktu
yang diperlukan pada perbusan dengan keadaan panci terbuka, dibutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan dengan panci tertutup. Dengan kondisi panci yang
tertutup air akan lebih cepat mendidih karena panas yang dialirkan dari sumbu
ke panci akan terjebak dan menyebar dengan rata, hal ini menyebabkan tekanan
lebih tinggi sehingga air lebih cepat mendidih.
Hasil praktikum kali ini
menunjukan air lebih cepat mendidih dengan panci presto yang tertutup
dibandingkan dengan panci presto yang terbuka. Rata-rata dari pengukuran suhu
yang kita peroleh air mendidih pada suhu di sekitar 90 0C – 104 0C
dengan rentan waktu 7 menit - 19 menit. Keadaan tersebut membuktikaan bahwa air
lebih cepat mendidih pada kondisi panci tertutup. Meskipun adakalanya terjadi
kesalahan pada alat termokopel sehingga air lebih cepat mendidih pada keadaan
panci terbuka dibandingkan panci tertutup. Akan tetapi secara keseluruhan air
lebih cepat mendidih pada keadaan panci presto tertutup.
Dalam pelaksanaan praktikum
tidak semuanya dapat berjalan sesuai dengan rencana, tak terkecuali pada
praktikum kali ini. Pada praktikum kali ini kami menemukan beberapa kendala
seperti, ke eroran termokopel, minimnya ketersediaan alat praktikum praktikum,
waktu yang praktikum yang terlalu singkat. Waktu praktikum yang singkat serta terbatasnya
fasilitas menyebabkan praktikum berjalan kurang efesien, dan terhambat. Tidak
semua praktian dapat melakukan pengukuran suhu secara langsung.
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam praktikum
kali ini adalah sebagai berikut:
1.
Gas adalah zat yang
selalu dapat bercampur sempurna satu sama lain membentuk satu fase yang
homogen.
2.
Gas ideal adalah keadaan gas yang dianggap
sempurna, memiliki sifat tertentu sehingga dapat diterapkan pada teorikinetik
gas.
3.
Termokopel /
thermocouple merupakan sensor suhu yang paling sering atau kebanyakan
digunakan pada boiler, mesin press, oven, dan lain sebagainya.
4.
Dengan kondisi panci
yang tertutup air akan lebih cepat mendidih karena panas yang dialirkan dari
sumbu ke panci akan terjebak dan menyebar dengan rata, hal ini menyebabkan
tekanan lebih tinggi sehingga air lebih cepat mendidih.
B.
Saran
Praktikum sudah
berjalan dengan lancar namun pengkondisian peserta praktikum belum otimal dan
penyediaan alat praktikum juga masih sangat kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Arstiyan Rasmiarso. Pemodelan Aspek Termodinamika Pengisian Tanki Gas
Hidrogen. Skripsi, Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 2010.
Diktat termodinamika Dasar. Oleh :
Ir. Sudjito, PhD. , Ir. Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng W., ST., MT.
Legiyon
stephanus,2007.fisika sma.PT
Grasindo:jakarta.
Giancoli,
D. C.1997.Fisika .erlangga :jakarta
Nurachmadani
setya,2007.fisika sma.gumunggung
surakarta.
Komentar
Posting Komentar