Energi Angin
Angin adalah udara
yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan
tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari tempatbertekanan udara tinggi
ke bertekanan udara rendah. Pemanasan oleh matahari, maka udara memuai. Tekanan
udara yang telah memuai massa jenisnya menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun. Udara disekitarnya mengalirke
tempat yang bertekanan rendah. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun
ketanah. Diatas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya
udarapanas dan turunnya udara dingin ini dikarenakan konveksi. Angin merupakan gerakan atau perpindahan
massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horozontal. Massa udara
adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temp
& kelembapan) yang seragam. Dalam arah yg horizontalgerakan angin berasal
dari daerah yg bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin juga
mempunyai arah dan kecepatan.
Pengertian angin
secara umum:
Angin merupakan salah satu unsur meteorologi yang memiliki peranan
pentingdalam menentukan kondisi cuaca dan iklim disuatu tempat. Angin dapat dibatasi
sebagai gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Batasan ini
berasumsi bahwa seluruh gerakan udara secara vertikal kecepatannya dapat
diabaikan karena relatif rendah yaitu < 1 ms-1 (June, 1993).
Angin adalah gerak
nisbi terhadap permukaan bumi. Gerak atmosfer terhadap permukaan bumi ini
memiliki dua arah yaituarah horizontal dan arah vertikal. Kedua gerakatmosfer
ini disebabkan oleh ketidaksetimbangan radiasi bersih, kelembaban dan momentum di
antara lintang rendah dan lintang tinggi di satu pihak dan di antara permukaan
bumi dan atmosfer di pihak lain (Prawirowardoyo, 1996).
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari
yang diterima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah daerah yang menerima
energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara lebih panas dan
tekanan udara cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan
terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain
yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran
udara pada wilayah tersebut. (Departemen perhubungan, 2010. Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika).
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memilki tekanan
tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di
permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya,
sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Adanya perbedaaan suhu tersebut
meyebabkan perbedaan tekanan, akhirnya menimbulkan gerakan udara. Sesuai hukum
boy ballot udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi
ke daerah yang memiliki tekanan lebih rendah . Udara yang bergerak akan semakin
kencang bila perbedaan tekanan daerah tersebut semakin besar. Pada dasarnya
angin selalu bertiup di semua daerah di permukaan bumi, Dengan demikiandi
setiap tempat mempunyai potensi untuk memanfaatkan energi angin. Namun tidak
semua tempat memiliki angin dengan kecepatan tinggi, untuk itu perlu dilakukan
pengukuran angin di berbagai tempat dan selanjutnya dilakukan analisis. Secara
umum daerah datar lebih menguntungkan dibandingkan daerah bertopografi beragam.
8eberapa contoh daerah yang memiliki kecepatan angin yang cukup tinggi antara
lain seperti daerah pantai, lepas pantai, padang pasir, padang rumput dan
lain-lain. Namun terdapat juga tempat-tempat yang bisa meningkatkan kecepatan angin
seperti di puncak bukit, atau di celah antara pegunungan. (BMKG, 2010. Pusat
Penelitian dan Pengembangan).
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara
dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara
dingin ini dinamanakan konveksi ( Kandary, Adhyzal. 2011).
Faktor terjadinya
angin, yaitu:
1.
Gradien
barometris : Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar
yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan
angin.
2.
Letak
tempat : Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari
garis khatulistiwa.
3.
Tinggi
tempat : Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal
ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan
gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin
kecil.
4.
Waktu :
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.
Jenis-jenis angin
antara lain:
1.
Angin
laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini
biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
2. Angin
darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin
jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan
perahu bertenaga angin sederhana.
3. Angin
lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang
biasa terjadi pada siang hari.
4. Angin
gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang
terjadi pada malam hari.
5. Angin Fohn adalah angin yang terjadi seusai
hujan orografis. angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan
kelengasan yang berbeda. Angin Fohn
terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya
lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung
bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan orografis.
6. Angin Munsoon atau muson adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan
yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap
setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang
kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Alat untuk mengukur kecepatan angin antara lain:
1. Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots
(Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o
dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.Pada saat
tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai
arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencatat yang akan menghitung
kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat akan dicatat, kemudian dicocokkan
dengan Skala Beaufort. anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk
daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10
meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
2. Cup Counter dan Wind Vane
Anemometer
Pergerakan udara atau
angin umumnya diukur dengan alat cup counteranemometer, yang didalamnya
terdapat dua sensor, yaitu: cup - propeller sensor untuk
kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin.
Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian
10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang
sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang
menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan
tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang
anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir
pada tiang.
Keuntungan
utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah
disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber
energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya
penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi
dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber
energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan
emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.
Penetapan
sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin merupakan proses
yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal ini dapat memakan
waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang membutuhkan studi
dampak lingkungan yang luas.
Faktor-faktor yang
diperhatikan dalam pembangunan dan pengembangan energi angin:
1. Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga
angin diperoleh dari proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di
tempat yang akan didirikan pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam
operasinya membangkitkan listrik, secara praktis pembangkit listrik tenaga
angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik
tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja. Disamping karbon dioksida,
pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida,
polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik
dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun begitu, pembangkit listrik
tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah
yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik,
diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan
keindahan.
2. Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling
serius dikritik. Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan
luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan
ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain
dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain mengganggu
pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk
pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang
membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan
mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik
tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin
juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah
penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip
dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
3. Efek akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya
derau frekuensi rendah. Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi
konstan lebih mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau
dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator
dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Derau
mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada
dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin.
Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang
mikro untuk perkomunikasian.
4. Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan
dengan menganalisa data turbulensi angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis
merupakan fungsi dari banyak faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran,
kecepatan angin, turbulensi aliran masuk. Derau
aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan
perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat
bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah
iklim lokal maupun global karena menggunakan energi kinetik angin dan mengubah
turbulensi udara pada daerah atmosfir.
5. Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan
pembangkit tenaga angin adalah terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung
dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat terbang melewati sudu-sudu
yang sedang berputar. Namun dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan
dengan kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan
aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam
beberapa studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini
dapat mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit
angin pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya
lahan di daerah tersebut.
6. Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri
yang dapat mengganggu pelaut dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang
pembangkit listrik tenaga angin dapat mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain
yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai adalah terganggunya kehidupan
bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia, dimana terjadinya
polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah
pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa
ladang pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menambah 80 – 110
dB kepada noise frekuensi rendah yang dapat mengganggu komunikasi ikan paus dan
kemungkinan distribusi predator laut. Namun begitu, ladang angin lepas
pantai diharapkan dapat menjadi tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru.
Karena memancing dan berlayar di daerah sekitar ladang angin dilarang, maka spesies
ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan berlebih di laut.
Komentar
Posting Komentar