Retaknya Kepercayaan




Kepercayaan adalah sebuah kata yang memerlukan pertanggung jawaban. Kepercayaan merupakan bentuk dari rasa keyakinan. Kepercayaan dapat diartikan sebagai agama, maupun sebagai perasaan orang lain yang menaruh harapan serta kesungguhan pada kita.
Rasa percaya atau kepercayaan sesorang kepada diri kita adalah perasaan yang tidak dapat dibuat-buat maupun di tangguhkan. Ketika seseorang mempercayai kita, hal itu menandakan kita di rasa cukup mampu untuk mengemban amanah. Tapi setelah rasa percaya itu diberikan kepada kita, disinilah noktah pertama kita dimulai.
Kepercayaan yang telah diberikan kepada kita menuntut pembuktian bukan hanya buaian. Kepercayaan tidak hanya dibuktikan dengan perkataan penuh janji namun kepercayaan harus dibuktikan melalui tindakan. Selain itu kepercayaan juga menuntut konsistensi dan komitmen yang harus senantiasa kita jaga. Kepercayaan bukanlah hal yang dapat diperjual belikan, jadi ketika kita kehilangan kepercayaan tersebut selamanya kita tidak dapat memintanya kembali. Kepercayaan bagaikan kesempataan langka yang tidak akan kembali untuk yang kedua kalinya.
Kepercayaan bagaikan sebuah cermin yang terpajang di dinding. Cermin tersebut memerlukan perlindungan dan juga penjagaan namun apabila pemiliknya tidak mau menjaga cermin tersebut maka bisa saja cermin tersebut jatuh dan mengalami kerusakan. Sebuah cermin yang telah jatuh tidak mungkin kembali utuh seperti semula, saat cermin tersebut belum terjatuh. Sekalipun kerusakan yang dialami cermin tersebut tergolong ringan.
Cermin yang telah terjautuh biasanya mengalami keretakan, keretakan tersebut akan tetap terlihat meskipun kita berusaha untuk memperbaikinya dengan cara mengelemnya. Seberapa banyak lem yang kita gunakan tetap saja bekas-bekas cermin yang jatuh masih tetap terlihat, retakan tersebut masih sangat mudah untuk kita lihat dengan kasat mata.
Begitu pula kepercayaan, ketika kepercayaan itu telah rusak maka akan sangat susah untuk memperbaikinya. Bagaikan kaca yang telah pecah, kepercayaan tidak akan kembali sempurna. Perasaan setiap manusi hampir sama, sama-sama tidak ingin di khianati dan di kecewakan. Ketika kita sudah tidak dapat dipercaya makan akan sulit untuk menjalin sebuang hubungan yang berlandasakan komitmen. Mungkin kita akan membangun rasa percaya orang lain kepada kita dengan berjanji tidak akan mengkhianati kepercayaannya lagi. Namun apa daya janji tinggalah janji. Perasaan ragu dan kecewa akan terus meliputi, hingga membuat orang lain meragukan janji kita.
Jadi jagalah kepecayaan itu sebelum kita kehilangannya, mungkin kita bukan lah seseorang yang sempurna. Namun itu bukan menjadi alasan untuk tidak dapat dipercaya. Kita memang tidak dapat membahagiakan hati setiap orang, namun kita masih tetap bisa berbuat semaksimal mungkin untuk menebar kebahagiaan.

Komentar

Postingan Populer