Tak selamanya duka harus beriring air mata

Pernahkah kau berada di fase kehidupan yang sangat tak menguntungkan?
Hidup tak selamanya berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, adakalanya kita bahagia, menangis, tertawa, berduka, bimbang hingga dilema. Semuanya bagaikan sebuah rantai kehidupan yang menjadi satu kesatuan. Ada kalanya ketika kita berada di fase-fase bahagia kita mengabaikan rasa sedih yang terus mengintai untuk menggantikan rasa bahagia.
Terjebak dalam kesedihan?
Perasaan sedih senantiasa beriring dengan luka yang menyayat hati, memang ada air mata bahagia namun hal itu lebih jarang terjadi dibandingkan dengan air mata duka. Hal-hal yang indah terasa musnah ketika hati tergores pena luka.
Lantas kemanakah rasa bahagia yang melenakan?
Entah kemana gerangan sebuah senyuman dan kebahagiaan, ketika kita berduka seringkali kita menanyakan dimanakah bahagia, dimanakah tawa dan canda. Bahkan sering kali kita merasa sendiri ketika menghadapi rasa sedih yang kian mendera. Bukan berarti tidak ada orang yang menyadari kesedihan yang kita alami. Keluaraga, sahabat dan orang-orang terkasih yang berada di sekitar kita sebenarnya dapat merasakan kesedihan kita, bahkan mereka seringkali bertanya-tanya adapakah gerangan ketika kita terus saja menutup diri dan tenggelam dalam kesedihan. Namun sayangnya kita tidak dapat merasakan uluran kasih dari mereka semua, karena kita terfokus kepada luka yang merana. Dunia seolah-olah tak berpihak pada kebahagiaan kita, bahkan kita terlalu nyamana berada dalam zona kesedihan.
Sebenarnya apa yang kita inginkan?
Ketika kita telah larut dalam zona kesedihan, kita sering sekali menyalahkan keadaan tanpa memadang kenyataan. Rasa sedih yang mendalam membuat kita urung beranjak dalam zona kesedihan. Seringkali kita merasa tak berdaya melawan rasa sedih ini, namun apabila kita mau sedikit mencoba untuk berdiri dan memandang bayang diri dalam sebuah cermin betapa fisik ini telah teraniaya karena kesedihan kita. Air mata yang kian terurai membuat mata kita bengkak, nafsu makan yang kian menurun membuat tubuh kita semakin kurus dan tataplah rona wajah tak bahagia itu betapa kelabu dan menderu-deru sendu. Keadaan tak bersalah dan merasa selalu disalahkan terkadang terasa begitu nyaman hingga tak kuasa kita tinggalkan. Ketika fase kehidupan yang tak menguntungkan datang kita ingin semua orang mengerti kesedihan kita, menghibur dan melakukan hal-hal luar biasa untuk menghapuskan duka, namun sayangnya hal itu tidak dapat terjadi karena bukan mereka yang mengalaminya mealainkan kita yang mengalaminya. Kita tidak dapat menunggu begitu saja rasa sedih ini pergi, duka ini terganti bila kita hanya berdiam diri. Orang lain sering sekali memberikan motivasi untuk membebaskan kita, namun apa daya usaha mereka akan sia-sia bila kita terus saja merana. Kita tidak dapat terus-menerus menyalahkan keadaan karena semuanya sia-sia. Zona kesedihan memang nyaman namun kita harus meninggalkanya demi diri kita, keluarga, sahabat dan orang-orang yang mencinta kita.
Tataplah bayang diri didalam cermin, akankah kita terus saja terjebak dalam duka ataukah mau beralih kedalam bahagia. Dua hal tersebut adaah pilihannya bahagia ataupun berduka. Katakanlah kalau memang kita pantas bahagia mengapa senantiasa berduka, semuanya ada masanya begitupun dengan bahagia, bahagia adalah pilihan bukan keberuntungan. Kebahagiaan dapat kita ciptakan begitupun dengan kesedihan. Kesedihan tak selamanya berasal dari orang lain adakalanya kesedihan tersebut justru datang dari diri kita sendiri. Semuanya membutuhkan peran kita, semua orang berhak bahagia dan dapat bahagia namun caranya tentuh berbeda-beda. Kebahagiaan seseorang mempunyai standarnya sendiri. Tak perlu keujung dunia untuk mencari bahagia, hanya tinggal menata emosi jiwa dan menciptakan bunga-bnga bahagia didalam dada maka seketika itu kita akan bahagia.
Bersahajalah, Alloh tidak menciptakan seorang hamba hanya utuk berduka. Alloh juga meninginkan kita bahagia. Bilamana kita berada didalam fase-fase yang menyebalkan bukalah mata dan lihatlah betapa banyaknya kebahagian yang Alloh berikan utuk kita. Mulai dari fisik yang sempurna, kesehatan, keluarga, sahabat serta orang-orang terkasih yang senantiasa menunggu kita bahagia. Tak selamanya duka harus membawa kita dalam linang air mata.
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu, Alloh mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-Baqarah-216).

Komentar

Postingan Populer