HORIZON, STRUKTUR DAN WARNA TANAH
LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIKA
DAN KIMIA TANAH
HORIZON,
STRUKTUR DAN WARNA TANAH
Disusun
Oleh:
Sofiatun
Khasanah
A1H013011
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami yang
terdapat dipermukaan kulit bumi,
lain di
permukaan bumi sehingga dibedakan satu jenis dengan jenis tanah lainnya. Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di
permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil
pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman
dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.
Tanah
bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya.
Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya.
Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.
B. Tujuan
1.
Mengetahui batas dan perbedaan horizon
tanah.
2.
Menentuhkan struktur tanah.
3.
Menetapkan warna dasar beberapa jenis
tanah dengan menggunakan buku Munsell
Soil Color Shart.
II. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1.
Cangkul
2.
Plastik
3.
Label
4.
Spidol
5.
Munsell
Soil Color Chart
6.
Air
7.
Lahan tanah
8.
Penggaris
B. Prosedur Kerja
1.
Horizon Tanhan
a.
Menyiapkan
alat dan bahan.
b.
Membersihkan
lahan yang digunakan untuk mendiskripsikan profil tanah dari rerumputan maupun
lumut yang ada dipermukaan tiap-tiap horizon.
c.
Membedakan
tiap-tiap horizon dengan melihat perbedaannya melalui warna (horizon O, A, AB,
dan B) kemudian memberi garis antar horizon.
2.
Warna Tanah
a.
Mengambil sedikit tanah yang ada pada
tiap-tiap horizon.
b.
Membandingkan
dengan warna yang ada pada buku Munsell Soil Chart umtuk mengklasifikasikan
dengan spektrum warna yang dominan sesuai panjang gelombang dan keadaan gelap
terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan, kemudian
mencatat dalam tabel.
3.
Struktur Tanah
a.
Mengambil
gumpalan tanah yang sudah dalam keadaan lembab sebesar ± 1 cm2.
b.
Memecah tanah
dengan cara menekan dengan ibu jari. Pecahan gumpalan tanah tersebut merupakan
agregat atau gabungan agregat. Dari agregat itulah diketahui bentuk, ukuran,
dan kemantapannya. Kemudian mencatatnya dalam tabel.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah akumulasi tubuh alam
bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman,
dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula. Berdasar definisi tanah, dikenal lima macam faktor
pembentuk tanah, yaitu :
1.
Iklim.
2.
Kehidupan.
3.
Bahan induk.
4.
Topografi.
5.
Waktu.
Suatu profil tanah
terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara horizon dan dalam satu
horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi
secara lengkap. Pemerian warna tanah juga perlu memperhatikan hubungan antara
pola warna dengan struktu tanah kesarangan tanah. Agregat tanah yang disidik
perlu di hancurkan untuk memastikan apakah warna tanah tampak itu seragam
diseluruh agregat. Buku Munsell Soil Color Chart merupakan buku pedoman
pemerian warna tanah yang dipublikasikan oleh Badan Pertanian Amerika Serikat
(USDA).
Struktur tanah
menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu,
dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat.
Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri
penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia. Struktur mengubah
pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan kelembaban udara. Struktur
berkenbang tidak dari satu butir tunggal maupun dari keadaan pejal. Warna
merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna merupakan sifat
tanah yang nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran langsung
dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur
dengan teliti misalnya drainase.
Tekstur
tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada
tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel
pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan
ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0.002 mm (penggolongan
berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan
sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah,
porositas dan lain-lain.
Warna
merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk
pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap
tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap
temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah,
coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran
kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot,
disebut karatan (Tan,
1995).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Horizon
|
Kedalaman
|
Warna
|
Struktur
|
1
|
O
|
19 cm
|
Pale Reddish Brown 10R 5/4
|
Pasir
|
2
|
A
|
44 cm
|
Modderate Reddish Brown 10R 4/6
|
Liat
|
3
|
AB
|
71 cm
|
Dark Reddish Brown 10R 4/3
|
Liat
|
4
|
B
|
90 cm
|
Very Dusky Red 10R 2/2
|
Liat
|
B. Pembahasan
Profil
Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang dibuat dengan cara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang
tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan
pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah
yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada
rongga-rongga udara (Pasaribu, 2007).
Profil
tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas sehingga ke
bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri horizon-horizon
O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut Solum
Tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan
tanah bawah.
Menurut
Henry D Foth, factor-faktor perkembangan profil tanah yaitu :
1.
Iklim, faktor
yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh karenanya
karakteristik umum suatu tanah sanagt tergantung pada perubahan kondisi iklim.
2.
Tekstur tanah,
menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Teristimewa tekstur
merupakan perbandingan relative pasir, debu dan liat atau kelompok partikel-partikel
sekunder dengan ukuran lebih kecil dari kerikil.
3.
Bahan induk
Keadaan
alamin bahan induk akan mempunyain pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah
muda, mereka dapat memakai satu pengaruh yang mendalam dalam perkembangan tanah
termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi.
4.
Organisme
Tanaman mengabsobsi unsure
hara dari tanah dan mengangkut nutrient ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan
jatuh kepermukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsure hara
untuk kesuburan dirinya sendiri.
5.
Topografi
Topografi mengubah perkembangan
profil tanah dalam tiga cara, yaitu :
a.
Mempengaruhi jumlah presipitasi yang di
absorpsi dan di tahan dalam tanah, sehingga mempengarui kelembaban.
b.
Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah
oleh erosi.
c.
Mengarahkan gerakan bahan-bahan
dalam suspense atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain.
6.
Warna tanah, sifat
tanah nyata dan mudah dikenali.
7.
Batas lapisan
tanah.
Horizon
tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hamper sejajar dengan permukaan bumi
yang merupakan hasil evolusi dan terdapat
perbedaan sifat-sifat diantara horizon- horizon
yang berbatasan. Horison tanah berbeda dengan lapisan tanah dalam hal
proses pembentukannya. Horison tanah terbentuk karena pross perkembangan tanah
sementara lapisan taah terbentuk karena proses pengendapan bahan tanah
oleh tenaga geomorfik. Urutan horison tanah dari permukaan ke bawah
permukaan mengikuti logika pembentukan tanah oleh berbagai proses translokasi,
transformasi, pengurangan dan penambahan atas senyawa kimia dan partikel tanah
di dalam profil. Urutan perlapisan tanah mengikuti logika pengendapan
material batuan yang khas menurut macam tenaga geomorfik yang
mengendapkannya.
Contoh paling banyak ditemui adalah
lapisan tanah hasil pengendapan oleh proses air akan mempunyai
urutan material paling kasar berada di lapisan paling dasar dan material paling
halus berada di lapisan paling atas. Ada
enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi symbol
dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C dan horizon
yang berbentuk batuan atau horizon R.
1.
Horizon O
didominasi oleh bahan organic pecahan-pecahan mineral volumenya kecil dan
beratnya biasa kurang dari separuhnya.
2.
Horizon A, yaitu
lapisan tanah yang terdiri
dari campuran bahan organic dan
bahan mineral, horizon ini memperlihatkan
kehilangan seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli.
3.
Horizon E, yaitu
lapisan yang terjadi proses pencucian (eluviasi) maksimim terhadap liat, Fe,
Al, bahan organic. Lapisan ini berwarna terlihat sedikit pucat.
4.
Horizon B, yaitu
lapisan ini didominasi oleh lenyapnya seluruh atau sebagian terbesar dari
struktur batuan aslinya. Horizon B terbagi atas banyak sub bagian, yaitu;
Horizon Bhorizon Bt, horizon Bs, horizon Bh, dan lain-lain.
5.
Horizon C, yaitu
lapisan yang terbentuk dari bahan induk, sebagian besar merupakan
lapisan-lapisan mineral. Suatu horizon C mungkin saja telah mengalamiperubahan,
walaupun tidak terdapat tanda-tamda adanya proses pedogenesis.
6.
Horizon R, yaitu
lapisan yang merupakan batuan keras yang belum dilapuk. Tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman.
Struktur
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung menjadi satu dengan yang lain membentuk
agregat. Dalam tinjauan morfologi struktur tanah diartika sebagai susunan
partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster ) yang
disebut agregat yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang
berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Struktur
tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu
sama lain. Ikatan tanah berbentuk sebagai
agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut
ped, sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan
tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod. Untuk
mendapatkan struktur tanah yang baik dan valid harus
dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang
laboratorium elatif sukar terutama dalam
mempertahankan keasliannya dari bentuk agregatnya (Hardjowigeno, 1992).
Struktur
tanah dapat diklasifikasikan menurut:
1.
Struktur sederhana (satuan struktur
alami tidak terbentuk atau samar) - kersai, partikel tunggal tidak teragregasi;
contoh bahan pasir - pejal, partikel-partikel memadu secara merata; contoh
kerak tanah dan lapisan padas.
2.
Struktur majemuk (satuan struktur alami
terbentuk jelas)
a.
Remah, satuan struktur berbentuk
membola, partikel-partikel tersusun longgar, berpori banyak; contoh horison
tanah permukaan yang kaya bahan organik.
b.
Granuler, satuan struktur membentuk
membola, partikel-partikel tersusun lebih rapat, berpori lebih sedikit; contoh
horison tanah permukaan berwarna gelap.
c.
Gumpal, satuan struktur berbentuk
bak-kubus, partikel-partikel tersusun rapat, berpori sedikit; contoh horison
bawah tanah yang terbentuk di kawasan beriklim bermusim kemarau tegas
d.
Tiang, satuan struktur bersumbu tegak
lebih panjang daripada sumbu datar, berpori terbatas, terutama berarah tegak.
e.
Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar
daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat
pada horison B pada tanah iklim kering.
f.
Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil
daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada
lapisan padas liat.
Struktur tanah dapat
ditetapkan dengan melakukan penelitian di laboratorium maupun dengan pengamatan
secara manual menggunakan indra-indra manusia. Pengamatan struktur tanah di
laboratorium dapat dilakukan dengan cara menguji kandungan tanah. Sedangkan
pengamatan secara manual dapat dilakukan dengan mengamati tekstru tanah dan
warna tanah.
Tekstur tanah adalah
pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat,
diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah
yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi
antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah
lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka
semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan
liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah
maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga
bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya
akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat
menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah
jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara. (Munir, 1996).
Ada 3 macam tekstur tanah yang utama, yaitu:
1.
Pasir (sand)
Tanah dikatakan
pasir bila kandungan pasirnya lebih dari 70%.
2.
Lempung
(loam)
Jika
suatu fraksi tidak memenuhi fraksi liat ataupun fraksi pasir, maka itu adalah
fraksi lempung.
3.
Liat
(clay)
Apabila
kandungan litanya lebih dari 35%.
Tekstur tanah di
lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di
antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang
meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai
berikut:
1.
Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat
jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
2.
Debu
Apabila terasa licin sekali, agak
melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan
mengkilat.
3.
Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat
dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.
Warna tanah merupakan gabungan
berbagai warna komponen penyusun tanah.
Warna
tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang
dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan
spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah.
Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah,
sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang
memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi
warna tanah (Poerwowidodo., 1991).
Pada pengamatan tanah dengan indra, warna tanah
mencerminkan beberapa sifat tanah, diantaranya yaitu kandungan bahan organic,
drainase. Warna tanah sangat dipengaruhi oleh kadar lengas didalamnya. Tanah yang
kering warnanya lebih muda dibandingkan dengan tanh yang basah, ini karena
bahan koloid yang kehilangan air. (Kohnke,
1968). Warna tanah dapat di
identivikasi dengan menggunakan Munsell
Soil Color Chart. Yaitu dimana dalam penetapan warna harus di catat HUE, VALUE,
dan CHROMA. HUE adalah warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya,
VALUE merupakan kartu warna ke arah
vertikal yang menunjukkan warna tua-muda atau hitam-putih, ditulis dibelakang
nilai HUE. CHROMA merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang
menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis dibelakang value yang dipisahkan dengan
garis miring.
Pada praktikum kali ini
dilakukan pengambilan tanah pada lapisan-lapisan horizaon O, A, AB dan B,
pengambilan sampel tersebut dilakukan untuk dapat mengidentifikasi struktur
tanah melalui pengamtan warna tanah dan struktur tanah.Warna tanah dapat
diidentifikasi dengan cara mencocokan warna tanah dengan buku Munsell Soil Color Chart. Pada horizon O
dengan kedalaman 19 cm di peroleh warna tanah Pale Reddish Brown 10R 5/4 dengan
tekstur pasir. Pada horizon A dengan kedalaman 44 cm di peroleh warna tanah
Modderate Reddish Brown 10R 4/6 dengan tekstur liat. Pada horizon AB dengan
kedalaman 71 cm di peroleh warna tanah Dark Reddish Brown 10R 4/3 dengan tekstur
liat. Pada horizon B dengan kedalaman 90 cm di peroleh warna tanah Very Dusky
Red 10R 2/2 dengan tekstur liat.
Pada praktikum tekstur tanah, penetapan tekstur tanah dilakukan menurut
perasaan di lapang. Penetapan tekstur tanah menurut perasaan di lapangan
dilakukan dengan memijit atau memirid tanah dengan sedikit dibasahi antara
telunjuk dan ibu jari. Dengan
perasaan ditentukan kira-kira banyaknya separat liat, debu dan pasir. Terdapt
perbedaan antara liat, debu dan pasir. Pada tanah liat akan terasa kelekatannya
diantara ibu jari dan telunjuk, pada debu terasa seperti bedak bila kering dan
bila basah plasitasnya sedang melekat, sedangkan pada tanah pasir terasa kasar.
Praktikum
tidak selamanya mengalami kelancaran dan kemulusan dalam pelaksanaannya ada
kalanya praktikan juga mengalami beberapa kendala pada saat pelaksanaan
praktikum. Pada praktikum kali ini kendala yang dialami adalah
pengidentifikasian tekstur tanah. Pengidentifikasian tekstur tanah yang
dilakukan secara manual menyebabkan perbedaan pendapat dalam penentuan tekstur
tanah, hal ini di karenakan setiap tangan manusia mempunyai tingkat perasa yang
berbeda-beda. Oleh sebab itu cara manual untuk penetapan tekstur tanah
memerlukan tingkat ketelitian dan pengalaman yang lebih agar tidak salah dalam
pengidentifikasian tekstur tanah. Selain itu perbedaan penetapan tanah berpasir
dan tanah berdebu oleh asisten menyebabkan peserta praktikum mengalami
kesulitan untuk menentuhkan apakah tekstur tanah tersebut termasuk tanah pasir
ataukan termasuk tanh berdebu.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
ditarik dari praktikum kali ini adalah:
1.
Horizon tanah
merupakan suatu lapisan tanah yang hamper sejajar dengan permukaan bumi yang
merupakan hasil evolusi dan terdapat
perbedaan sifat-sifat diantara horizon- horizon
yang berbatasan (O,A,AB dan B).
2.
Penetapan tekstur tanah menurut perasaan di lapangan dilakukan dengan
memijit atau memirid tanah dengan sedikit dibasahi antara telunjuk dan ibu
jari.
3.
Warna tanah dapat
di identivikasi dengan menggunakan Munsell
Soil Color Chart. Yaitu dimana dalam penetapan warna harus di catat HUE, VALUE,
dan CHROMA.
B. Saran
Prktikum sudah berjalan
dengan lancar, namun dalam penentuan tekstur perlu disamakan persepsi antar
asisten mengenai klasifikasi jenis-jenis tanah agar praktikikan tidak mengalami
kebimbangan dalam menentukan struktur tanah. Salin itu pengujian struktur tanah
dapat dilakukan pengujian di laboratorium agar diperlohen data yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bale,
A. 2001. Ilmu Tanah I . Fakultas
Kehutanan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Foth, H.D.
1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-DasarIlmu Tanah. UNILA : Lampung.
Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu
Tanah. Penerbit Akademika Pressindo.
Jakarta.
Kartasapoetra. 2002.
PengantarIlmu Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc
Graw- Hill Publishing. Company Ltd.: Bombay.
Koorevaar,
D.,G. Menelik and C. Dirksen. 1987. Element
of Soil Physics. Development inSoil Science 13 (Anasir Fisika Tanah –
Perkembangan di Dalam Ilmu Tanah 13. Jurusan
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Madjid,
Abdul. 2009. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah
Online Fakultas Pertanian:
Yogyakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia.. PT. Dunia
Pusataka Jaya : Jakarta.
Komentar
Posting Komentar